liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

4 Kontroversi Piala Dunia di Qatar, dari Alkhohol sampai LGBT

4 Kontroversi Piala Dunia di Qatar, dari Alkhohol sampai LGBT

Jakarta, CNBC Indonesia – Qatar mengukir sejarah sebagai negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Tahun ini akan menjadi perhelatan Piala Dunia pertama yang digelar pada akhir tahun atau menjelang musim dingin untuk menghindari panas ekstrem khas Timur Tengah.

Di tengah kemeriahan turnamen empat tahunan tersebut, banyak kontroversi yang menyelimutinya. Kontroversi ini antara lain terkait dengan adat dan budaya yang dianut Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.

Berikut beberapa kontroversi seputar Piala Dunia 2022 di Qatar:

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

1. Larangan penjualan bir secara mendadak

Foto: Penonton kosong pada laga pembuka Grup A Piala Dunia antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu (20/11/2022). (AP/Hassan Ammar)

Hanya dua hari menjelang pembukaan Piala Dunia pada Minggu (20/11/2022), Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengumumkan larangan penjualan minuman beralkohol di semua stadion. Pengumuman tersebut dilakukan FIFA setelah berdiskusi dengan Qatar sebagai negara tuan rumah yang memiliki regulasi ketat terkait alkohol.

Sebelumnya, Budweiser, salah satu sponsor utama Piala Dunia, memiliki hak eksklusif untuk menjual birnya, AB InBev, di sekitar stadion, tiga jam sebelum dan satu jam setelah setiap pertandingan.

Namun, kebijakan tersebut akhirnya direvisi setelah negosiasi panjang antara Presiden FIFA Gianni Infantino; Budweiser; dan Eksekutif Komite Tertinggi Qatar. Namun, Budweiser masih diperbolehkan menjual bir beralkohol di zona FIFA FAN Fest di pusat kota Doha. Penjualan juga dapat dilakukan di tempat hiburan yang ditunjuk.

2. Ancaman terhadap kelompok LGBT

LGBT dan seks di luar nikah dianggap sebagai kejahatan menurut hukum Qatar yang dapat dikenai hukuman pidana. Hal ini menjadi perhatian serius bagi sebagian pecinta sepak bola dunia, khususnya di Eropa, yang vokal menyuarakan hak-hak kelompok LGBT. Beberapa dari mereka mengaku batal menonton langsung di Qatar karena merasa tidak aman.

Tim nasional negara-negara Eropa yang berlaga di Piala Dunia 2022 telah merencanakan untuk mengenakan ban lengan dengan logo “OneLove” untuk mendukung hak LGBTQ selama turnamen berlangsung, namun niat tersebut dibatalkan setelah mendapat peringatan dari FIFA bahwa mereka dapat dihukum.

3. Isu pelanggaran hak dasar buruh migran

Beberapa media juga melaporkan perlakuan tidak manusiawi terhadap ribuan pekerja asing yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia. Sebuah laporan CNN menyebutkan, seorang pekerja migran asal Nepal dengan nama samaran Kamal tidak menerima bonus yang dijanjikan dan malah dijebloskan ke penjara karena alasan yang tidak jelas.

“Saya tidak diberi tahu mengapa saya ditangkap. Orang-orang hanya berdiri di sana…ada yang berjalan membawa belanjaan, ada yang duduk merokok…Saya ditangkap tidak tahu apa yang terjadi,” katanya.

Namun, otoritas Qatar sendiri membantah laporan tersebut.

Seorang pejabat pemerintah Qatar mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan: “Setiap tuduhan bahwa pekerja dipenjara atau dideportasi tanpa penjelasan tidak benar. Tindakan hanya diambil dalam kasus yang sangat spesifik, misalnya jika seseorang berpartisipasi dalam terorisme.”

Sementara itu, The Guardian melaporkan tahun lalu bahwa 6.500 pekerja migran Asia Selatan telah meninggal di Qatar sejak negara itu dipastikan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, banyak dari mereka terlibat dalam pekerjaan bergaji rendah dan berbahaya, sering kali dilakukan dalam cuaca yang sangat panas.

4. Diboikot oleh selebriti dunia

Akibat beberapa kontroversi tersebut, selebriti dunia seperti Shakira hingga Dua Lipa dikabarkan diam-diam memboikot.

Sebelumnya, Shakira dijadwalkan tampil pada upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar, namun berubah pikiran di menit-menit terakhir. Menurut kantor berita Spanyol El Programa de Ana Rosa, presenter Adriana Dorronsoro mengatakan: “Telah dikonfirmasi kepada saya bahwa Shakira tidak akan tampil pada upacara pembukaan, tetapi mereka belum siap untuk mengatakan apakah Shakira akan memiliki peran lain di seluruh dunia. Cangkir.”

Diva pop Kolombia sebelumnya tampil di tiga upacara pembukaan Piala Dunia pada tahun 2006 (Jerman), 2010 (Afrika Selatan) dan 2014 (Brasil).

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Penggemar Sepak Bola Harus Tahu! Ini adalah aturan untuk menonton Piala Dunia di Qatar

(hsy/hsy)