Jakarta, CNN Indonesia —
True Wireless (TWS) atau output earphone nirkabel apel, AirPods, dapat digunakan untuk membantu pendengaran. Bagaimana bisa?
Para ahli mengungkapkan hal itu karena TWS memenuhi empat dari lima standar pribadi produk amplifikasi suara (PSAP) atau produk amplifikasi suara pribadi.
Pendengaran merupakan salah satu indera yang sangat penting bagi manusia, sehingga gangguan pada bagian ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Orang dengan gangguan pendengaran biasanya menggunakan alat bantu dengar untuk meningkatkan kemampuan pendengarannya. Sayangnya, alat bantu dengar profesional harganya cukup mahal dan memerlukan beberapa kali kunjungan ke otolaryngologist dan audiolog untuk penyesuaian.
Faktor-faktor ini menciptakan penghalang utama bagi banyak orang untuk mengakses alat bantu dengar profesional. Dalam sebuah penelitian, diperkirakan hampir 75 persen orang dengan gangguan pendengaran di Amerika Serikat tidak menggunakan alat bantu dengar.
“Ada juga stigma sosial yang terkait dengan alat bantu dengar,” kata Yen-fu Cheng, penulis studi terkait dan ahli THT di Rumah Sakit Umum Veteran Taipei, seperti dikutip Sciencedaily.
“Banyak pasien yang menolak memakainya karena tidak ingin terlihat tua. Jadi, kami mulai mencari alternatif lain yang lebih terjangkau,” imbuhnya.
Apple dengan AirPods-nya disebut-sebut sebagai alternatif yang bisa digunakan oleh mereka yang membutuhkan alat bantu dengar.
Apple merilis fitur yang disebut “Live Listen” pada tahun 2016 yang memungkinkan pengguna menggunakan AirPods dan iPhone untuk melakukan amplifikasi suara. Fitur-fitur ini membuat AirPods bekerja mirip dengan PSAP.
Fitur ini dirancang Apple untuk orang dengan pendengaran normal untuk menikmati acara tertentu seperti mengamati burung.
Cheng dan timnya kemudian menyelidiki apakah AirPods dapat berfungsi sebagai alat bantu dengar alternatif. Tim membandingkan AirPods 2 dan AirPods Pro, keduanya dilengkapi dengan fitur peredam bising, dengan jenis alat bantu dengar premium dan sepasang alat bantu dengar dasar.
Alat bantu dengar premium harganya US$10.000 atau sekitar Rp150 juta, dan tipe dasar US$1.500 atau sekitar Rp22,5 juta.
Dari segi harga, kedua model AirPods ini jauh lebih murah dibandingkan alat bantu dengar, dengan AirPods 2 dibanderol US$129 dan AirPods Pro dibanderol US$249 atau sekitar Rp3,75 juta. Terlebih lagi, AirPods Pro memenuhi empat dari lima standar teknologi untuk alat bantu dengar.
Dilansir dari jurnal iScience yang menerbitkan studi tersebut, kelima standar tersebut terkait dengan frequency response smoothness, frequency response bandwidth, Max OSPL90, total harmonic distortion (THD) dan EIN.
Cheng dan tim kemudian menguji empat perangkat dengan 21 peserta dengan gangguan pendengaran ringan hingga sedang. Para peneliti membacakan kalimat pendek, seperti “tagihan listrik naik baru-baru ini,” kepada para peserta, yang akan diulangi oleh para peserta kata demi kata saat mereka memakai perangkat.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa AirPods Pro bekerja sebaik alat bantu dengar biasa di lingkungan yang sunyi dan sedikit lebih rendah dari alat bantu dengar premium.
Sementara itu, meski AirPods 2 memiliki performa paling rendah di antara keempatnya, perangkat tersebut tetap membantu peserta mendengar lebih jelas dibanding tanpa alat bantu dengar.
Di lingkungan yang bising, AirPods Pro bekerja setara dengan alat bantu dengar premium saat kebisingan datang dari pihak peserta. Namun saat suara bising datang dari depan peserta, kedua model AirPods gagal membantu peserta mendengar lebih baik.
“Dua alasan dapat menjelaskan perbedaan antara kedua skenario tersebut,” kata Ying-Hui Lai, rekan penulis studi dan bioengineer di National Yang Ming Chiao Tung University di Taipei.
“Ini mungkin terkait dengan lintasan gelombang suara, serta algoritme pemrosesan sinyal canggih oleh alat bantu dengar premium. Temuan ini diharapkan akan menginspirasi para insinyur untuk merancang alat bantu dengar dan produk amplifikasi suara pribadi yang lebih sensitif ke arah tertentu.” dia menambahkan.
Lai menambahkan bahwa AirPods Pro tampaknya berkinerja lebih baik daripada AirPods 2, kemungkinan besar karena fitur peredam bisingnya yang lebih baik.
“Secara global, pasar earphone nirkabel berkembang pesat. Beberapa perusahaan tertarik untuk menjajaki kemungkinan merancang earphone dengan fitur amplifikasi suara. Riset kami membuktikan bahwa ide tersebut masuk akal,” ujar Lai.
Lebih lanjut, Cheng mengatakan membujuk pasien untuk menggunakan alat bantu dengar seringkali menantang. Maka hadirnya alat alternatif seperti ini merupakan hal yang baik.
“Earphone nirkabel ini tentu saja tidak sempurna, tetapi akan menjadi titik awal yang bagus bagi banyak pasien yang tidak memiliki akses ke alat bantu dengar profesional. Mereka akan melihat kualitas hidup yang lebih baik bahkan dengan earphone ini.” dia berkata.
[Gambas:Video CNN]
(lom/lth)