Jakarta –
Pemerintah berencana menyalurkan 680 ribu penanak nasi listrik (PNL) atau pemasak nasi or penanak nasi kepada masyarakat. Kebijakan ini dinilai sebagai bagian dari diversifikasi energi bersih yang tepat.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai penanak nasi dapat digunakan oleh keluarga penerima yang menggunakan listrik 450VA. Namun, kata dia, kebijakan tersebut tidak akan mengubah konsumsi elpiji 3 kg secara signifikan.
“Namun distribusi penanak nasi tidak terlalu signifikan untuk menggantikan gas elpiji 3 kg. Bahkan hampir tidak bisa menggantikan gas elpiji 3 kg,” ujarnya kepada detikcom, Minggu (27/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Hal ini dikarenakan rice cooker hanya untuk menanak nasi. Sedangkan untuk memasak lauk pauk dan lainnya masih menggunakan kompor gas LPG 3 Kg.
“Oleh karena itu, pendistribusian rice cooker yang menggunakan dana APBN ESDM sama sekali tidak efektif untuk mencapai target penurunan elpiji 3 kg,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kementerian ESDM perlu mengedepankan diversitas, yakni program migrasi dari LPG ke energi bersih. Salah satunya adalah dengan menambah jaringan jaringan gas (jargas) dan mempercepat gasifikasi batubara yang lebih besar. “Ini bukan program coba-coba yang tidak berhasil,” katanya.
Kebijakan distribusi rice pot sedang dibahas. Hal tersebut disampaikan Subkoordinator Fasilitasi Hubungan Niaga Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Usaha Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Edy Pratiknyo pada acara Forum Diskusi Umum, Jumat (25/11).
“Ini baru pembahasan yang belum dipublikasikan tentang bantuan e-cocking atau penanak nasi elektrik,” ujarnya.
Dalam paparannya, ia menyampaikan bantuan penanak nasi listrik (BPNL) sebanyak 680.000 unit akan disalurkan ke seluruh Indonesia melalui APBN Kementerian ESDM tahun 2023. Penerima bantuan ini akan mengacu pada data Kementerian Sosial (Kemensos).
“Terkait bantuan program rice cooker yang rencananya akan disalurkan sebanyak 680 ribu unit rice cooker ke masyarakat, KPM lebih dulu yang merupakan kelompok penerima. Tentu referensinya ke data Kemensos,” jelasnya.
Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung penggunaan energi bersih, peningkatan konsumsi listrik per kapita (e-cocking) dan pengurangan biaya memasak bagi masyarakat.
(acd/dna)