liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Beda Nasib 13 Ecommerce Asli Indonesia, JD.ID Ikut yang Mana?

Beda Nasib 13 Ecommerce Asli Indonesia, JD.ID Ikut yang Mana?

Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan ekonomi digital di Indonesia telah melahirkan puluhan platform e-commerce. Namun, tidak semuanya berhasil bertahan meski memiliki modal triliunan. Yang terbaru, JD.ID dikabarkan menutup layanan logistik setelah mengumumkan PHK besar-besaran.

Salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, JD.ID, mendapat banyak kabar buruk. Menyusul pengumuman PHK tersebut, perusahaan patungan JD.Com dengan pengusaha Indonesia tersebut dikabarkan menutup layanan logistiknya.

Seperti dilansir situs resmi JDL Express Indonesia, mengumumkan status layanan mereka yang dinonaktifkan pada 22 Januari 2023.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Selain itu, kabarnya perusahaan juga akan menutup bisnis e-commerce di Indonesia dan Thailand pada kuartal pertama 2023. JD.com dikabarkan sedang mencari investor baru untuk membeli bisnis tersebut menyusul kerugian di Indonesia dan Thailand. pasar.

Seperti diketahui, JDL Express Indonesia telah berdiri sejak tahun 2015. Perusahaan ini memiliki 11 gudang dan lebih dari 250 titik pengiriman serta 3.000 kurir.

Toko offline JD.ID juga tercatat telah melakukan clearance gudang dengan mengadakan clearance sale. Oleh karena itu, tercatat JD.ID telah melakukan clearing stock.

Keberlanjutan bisnis JD.ID masih menjadi tanda tanya. Persaingan bisnis e-commerce di Indonesia semakin ketat. Selama kurang lebih 15 tahun perkembangannya, banyak perusahaan lokal maupun asing yang gagal bertahan.

Namun, sektor digital ini juga melahirkan banyak perusahaan raksasa.

Daftar e-commerce Indonesia

Berikut daftar e-commerce yang masih dan mewarnai industri teknologi di Indonesia, dirangkum CNBC Indonesia.

1. Majelis

Ralali merupakan platform marketplace B2B yang didirikan pada tahun 2014. Menurut situs resminya, Ralali memiliki 11 ribu vendor, 135 ribu pelanggan, 250 ribu produk, dan 2 juta pengunjung setiap bulannya.

2.Tokopedia

Foto: Dok.Tokopedia

Tokopedia adalah salah satu raksasa teknologi Indonesia saat ini. Perusahaan ini juga merupakan salah satu perusahaan yang mendapat predikat unicorn di Indonesia.

Tokopedia memulai karirnya pada tahun 2009 dan didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison. Tahun lalu, platform tersebut bergabung dengan Gojek dan menjadi GoTo.

3. Bukalapak

Bukalapak didirikan pada tahun 2010 oleh Achmad Zaky Syafuddin, Muhammad Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Pada tahun 2021, perseroan juga telah melakukan IPO dengan kode OPEN.

Menurut situs resminya, Bukalapak memiliki 6 juta pengikut, 5 juta mitra, dan 90 juta pengguna. Bukalapak juga berstatus unicorn.

4. Bhinneka

Bhinneka.com diluncurkan pada tahun 1999. Situs web e-commerce resmi menyatakan layanannya menyediakan produk IT, MRO, Solusi Bisnis, dan Layanan Profesional untuk UMKM, perusahaan, dan lembaga pemerintah.

Namun nyatanya, perusahaan tersebut sudah ada sejak tahun 1993. Artinya, berawal dari distributor mesin cetak format besar.

Kini, Bhinneka masih beroperasi dengan fokus menyediakan sistem e-commerce untuk pelanggan B2B dan B2G.

5. Shopping.com

Foto: Topan Adharsyah
belanja

Platform ini bertahan sekitar 8 tahun setelah diubah dari Plasa.com. Perusahaan e-commerce ini didirikan Telkom bekerja sama dengan raksasa periklanan Amerika Serikat, eBay.

Telkom akhirnya menutup layanan pada 1 September 2020. Saat itu disebutkan bahwa penutupan itu karena perubahan strategi.

6. Kalikan

Lahir sebagai media sosial, Multiply mencoba memperluas layanannya ke e-commerce dengan dukungan pemodal Belanda yang juga merupakan pemegang saham utama Tencent, Naspers.

Pada tahun 2011, platform Multiply Commerce dirilis. Saking seriusnya, Multiply memindahkan kantor pusatnya dari Amerika Serikat ke Indonesia.

Perkembangan yang tidak signifikan ini membuat Naspers menghentikan aliran modal ke Multiply dan memilih berinvestasi langsung di salah satu platform e-commerce asli Indonesia, Tokobagus.

7. Sebelas

Elevenia adalah salah satu pasar B2B Indonesia. Namun di tengah kesibukan PHK startup, perusahaan menutup layanannya awal bulan ini.

Pada tahun 2013, Elevenia didirikan sebagai perusahaan patungan antara XL Axiata dan perusahaan asal Korea Selatan, SK Planet. Perusahaan patungan tersebut bernama PT XL Planet dan merupakan induk perusahaan dari Elevania. Namun pada tahun 2017, XL Axiata mengumumkan rencana penjualan Elevania kepada PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte. Ltd, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh Grup Salim.

Elevenia baru-baru ini mengumumkan penutupan platform e-commerce mereka setelah sepuluh tahun.

8. MatahariMall.com

Foto: Pekerja Matahari Bazar merapikan dan menutup toko di Blok M Mall (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

E-commerce lainnya adalah MatahariMall.com yang didirikan pada tahun 2015. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Grup Lippo dan Matahari Department Store memiliki 20% saham di platform tersebut.

CNBC Indonesia menyatakan MatahariMall berubah menjadi Matahari.com. Fokus bisnisnya berubah dari produk fesyen menjadi elektronik pihak ketiga menjadi penjualan produk Matahari.

9.Tokobagus

Tokobagus merupakan salah satu perusahaan e-commerce yang cukup gencar dalam memasarkan layanannya. Konsep Tokobagus adalah iklan baris yang dipindahkan ke platform digital.

Kesuksesan Tokobagus membuat salah satu investornya, Naspers, memilih untuk menggabungkan seluruh perusahaan. Nama Tokobagus diubah menjadi OLX, brand e-commerce milik Naspers yang telah beroperasi di beberapa negara.

Seiring beralihnya model iklan baris ke pasar, Tokobagus yang berganti nama menjadi OLX Indonesia pada 2014, kalah bersaing dengan pemain baru seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Blibli.

Saat ini, fokus OLX di Indonesia adalah pasar jual beli mobil bekas dengan nama OLX Autos (sebelumnya bernama Belimobilgue.com sebelum dianeksasi oleh OLX). Sementara itu, platform listing properti kini dioperasikan oleh Lamudi.

10. Qlapa

Qlapa adalah salah satu perusahaan e-commerce pertama yang fokus pada satu vertikal. Fokus utama perusahaan ini adalah menyediakan produk unik seperti karya seni dan souvenir.

Ditutup pada 2019, perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan e-commerce lain seperti Tokopedia dan Bukalapak Cs.

“Hampir 4 tahun lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan seniman lokal. Kami telah mengalami banyak suka dan duka dalam perjalanan yang luar biasa ini. Kami sangat berterima kasih atas semua umpan balik positif dari penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami berikan diterima sangat luar biasa dan menggembirakan,” tulis manajemen Qlapa mengeluarkan pernyataan di situs resminya.

11. Rakuten

Foto: Dok. CNBC Internasional
Rakuten

Rakuten adalah pemain raksasa dari Jepang. Perusahaan ini masuk ke Indonesia atas kerjasama MNC Group. Perusahaan patungan itu didirikan dengan modal awal Rp 60 miliar.

Sayangnya, Rakuten baru beroperasi sekitar 5 tahun di Indonesia. Menurut Reuters, Rakuten mundur dari joint venture di Indonesia karena adanya pergeseran model bisnis yang tidak mengikuti konsep awal yang telah disepakati.

12. Orami

Menurut situs resminya, Orami didirikan pada 2013. Platform tersebut menyediakan produk untuk kebutuhan ibu dan anak.

Beberapa waktu lalu dikabarkan Orami telah diakuisisi oleh platform pemberdayaan e-commerce, Sirclo.

13. Antisipasi

Jika XL Axiata punya Elevenia, Indosat punya Cipika. Didirikan pada tahun 2014, Cipika merupakan salah satu upaya Indosat untuk mengembangkan bisnisnya ke sektor digital di era kepemimpinan Alexander Rusli.

Fokus utama Cipika adalah menyediakan wadah bagi para pelaku usaha yang menyediakan produk elektronik dan makanan untuk dijual secara online. Namun, Cipika ditutup pada tahun 2017 bersamaan dengan berbagai inisiatif bisnis digital Indosat lainnya karena perkembangannya yang dianggap lambat.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

14 Startup E-commerce Lahir di RI, Banyak Ditutup

(demi)