Jakarta, CNBC Indonesia – Pemain crypto besar, Tiantian Kullander meninggal ketika dia masih berusia 30 tahun. Dia meninggal dalam tidurnya pada 23 November 2022.
Titan Kullander, seorang pengusaha cryptocurrency, pernah masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30. Dia adalah salah satu pendiri aset digital Amber Group yang berbasis di Hong Kong.
Pria yang kerap disapa ‘TT’ oleh teman dan keluarganya ini memulai karirnya di sebuah lembaga investasi ternama. Dia bekerja untuk nama-nama besar, seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Dengan kesedihan dan kesedihan yang mendalam kami menginformasikan kepada Anda tentang meninggalnya teman dan salah satu pendiri kami, Tiantian Kullander, yang meninggal dunia secara mendadak dalam tidurnya pada 23 November 2022,” demikian pernyataan yang dikutip Standard, baru-baru ini. .
“Dia memberikan hati dan jiwanya kepada perusahaan, di setiap tahap pertumbuhannya. Dia memimpin dengan memberi contoh dengan kecerdasan, kemurahan hati, kerendahan hati, ketekunan, dan kreativitasnya.”
“TT adalah suami yang berbakti, ayah yang penyayang, dan teman yang galak. Kepergiannya adalah sebuah tragedi dan pikiran serta doa kami bersama keluarganya. Dia meninggalkan istri dan putranya yang tercinta. Kami dengan hormat meminta Anda menghormati privasi mereka selama masa sulit ini.” . . “
Pernyataan di atas tidak menyebutkan lokasi kematian Kullander.
Dalam sebuah penghormatan yang diposting di Twitter, Annabelle Huang, mitra pengelola di Amber Group, mengatakan: “Kehilangan seorang teman baik yang telah mengubah hidup saya, di antara banyak hal lainnya, dengan cara yang tidak dia sadari.”
Terlepas dari penilaian Amber sebesar US$3 miliar, pasar Crypto telah diguncang oleh kebangkrutan FTX bulan ini, yang telah kehilangan dana klien sebesar US$1 miliar.
Kematian Kullander terjadi hanya beberapa minggu setelah jutawan cryptocurrency muda lainnya ditemukan tewas di pantai Puerto Rico.
Nikolai Mushegian, 29, diduga tenggelam dalam arus setelah men-tweet bahwa dia takut CIA dan Mossad akan membunuhnya.
Mushegian dilaporkan memiliki riwayat masalah kesehatan mental dan keluarganya mengatakan mereka tidak percaya penipuan terlibat dalam kematiannya.
Pria berusia 29 tahun itu kemudian meninggalkan rumah pantainya yang bernilai $6 juta di kawasan mewah Condado di San Juan, Puerto Rico.
Beberapa saat setelah jam 9 pagi, seorang peselancar dari Pantai Ashford, tempat yang dianggap penuh arus sehingga hotel-hotel lokal memperingatkan agar tidak berenang di laut, menemukan tubuh Mushegian di ombak.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Lebih Mana, Pemilik Kripto RI Atau Warga Jakarta?
(cap/ayh)