Jakarta, CNBC Indonesia – Holding BUMN farmasi terdiri dari PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Tbk), PT Indofarma (Tbk), dan yang terbaru INUKI memperkirakan laba bersih perseroan hingga akhir tahun 2022 menyusut tajam dibandingkan tahun lalu. Ini karena pendapatan dari produk terkait COVID-19 telah menurun secara signifikan seiring meredanya wabah.
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & SDM Bio Farma IGN Suharta Wijaya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (24/11/2022) mengatakan, permintaan pasar terhadap produk Covid-19 mengalami penurunan setiap tahunnya.
Holding BUMN Farmasi bergerak melakukan transisi pasar dari permintaan produk Covid, jelas Suharta.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Di sisi lain, untuk mengatasi perbedaan volume penjualan produk Covid, perseroan melakukan perbaikan kinerja penjualan produk regulasi vaksin, bulk ekspor dan retail. Hingga September 2022, BUMN Farmasi telah meraup pendapatan Rp 15,9 triliun. Pendapatan dari normal mencapai Rp11,3 triliun dan terkait COVID-19 Rp4,6 triliun.
Hingga akhir 2022, holding farmasi BUMN itu menargetkan pendapatan saku Rp 22,2 triliun. Rincian komposisi penanganan COVID-19 Rp 5,99 triliun, sedangkan biasa Rp 16,2 triliun.
“Memang dibandingkan dengan tahun 2021 terjadi penurunan sebesar 49% yang kita tahu sangat dipengaruhi oleh situasi wabah saat ini,” ujarnya.
Dengan demikian, laba holding BUMN farmasi hingga akhir 2022 ditargetkan mencapai Rp 769 miliar. Hingga September 2022, pihaknya hanya mendapat untung Rp 144 miliar.
“Kami targetkan (2022) mencapai total keuntungan Rp 769 miliar, dimana kontribusi terbesarnya Rp 738 miliar dari produk normal, sedangkan produk terkait COVID hanya Rp 31 miliar,” jelas Suharta.
Target laba menyusut drastis dibandingkan saat pandemi COVID-19. Sebagai informasi, holding BUMN farmasi mencatatkan laba Rp289 miliar pada 2020 dan melonjak menjadi Rp1,93 triliun pada 2021, dominan berasal dari penjualan produk dan layanan terkait COVID-19.
“Pada tahun 2022, ketika epidemi mereda, pendapatan terkait produk terkait COVID menurun secara signifikan, sehingga kami perlu berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pendapatan dari produk normal,” katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Bio Farma Gandeng Farmasi Inggris, Ada Proyek Apa Saja?
(tep/ayh)