liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Ekonomi Global Melambat, Wilayah Ini yang Paling ‘Berdarah’

Ekonomi Global Melambat, Wilayah Ini yang Paling 'Berdarah'

Jakarta, CNBC Indonesia – Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan Eropa akan menjadi blok yang paling parah terkena dampak perlambatan ekonomi global.

OECD pada Selasa (22/11/2022) menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat dari 3,1% tahun ini menjadi 2,2% tahun depan sebelum meningkat menjadi 2,7% pada 2024. Data ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan tahun 2022.

“Skenario utama kami bukanlah resesi global, tetapi perlambatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, serta inflasi yang tinggi, meski menurun, di banyak negara,” kata penjabat kepala ekonom OECD Alvaro Santos Pereira dalam pembaruan ekonomi. laporan.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

OECD mengatakan pelambatan global memukul ekonomi secara tidak merata, dengan Eropa menanggung beban perang Rusia di Ukraina yang berdampak buruk pada aktivitas bisnis dan menaikkan harga energi.

Ekonomi zona euro diperkirakan akan melambat dari tumbuh 3,3% tahun ini menjadi 0,5% pada 2023 sebelum pulih menjadi tumbuh 1,4% pada 2024.

Data terbaru sedikit lebih baik dari survei terakhir OECD pada bulan September, ketika pertumbuhan diperkirakan sebesar 3,1% untuk tahun ini dan 0,3% pada tahun 2023.

OECD memperkirakan kontraksi 0,3% tahun depan di kelas berat regional Jerman, yang ekonominya didorong oleh industri sangat bergantung pada ekspor energi Rusia, kurang dari perkiraan penurunan 0,7% pada bulan September.

Sementara itu, ekonomi Prancis yang kurang bergantung pada energi Rusia diperkirakan tumbuh 0,6% tahun depan. Italia terlihat mengalami pertumbuhan 0,2%, yang berarti kemungkinan kontraksi triwulanan.

Di luar zona euro, ekonomi Inggris terlihat menyusut sebesar 0,4% tahun depan karena menghadapi kenaikan suku bunga, melonjaknya harga dan kepercayaan yang lemah. Sebelumnya, OECD memperkirakan pertumbuhan Inggris sebesar 0,2%.

Berdasarkan data tersebut, organisasi terus mendesak bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga, agar ekonomi global terhindar dari resesi tahun depan.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Jurang Resesi Semakin Dekat! Ini Bukti Baru…

(Luc/Luc)