Jakarta, CNNIndonesia —
Haedar Nasir diangkat sebagai Ketua Badan Pelaksana Pusat (PP) Muhammadiyah untuk periode kedua. Ia akan kembali memimpin PP Muhammadiyah untuk lima tahun ke depan hingga 2027.
Sejak awal diprediksi Haedar akan terpilih kembali menjadi Ketum PP Muhammadiyah. Sebab, dia menjadi calon terkuat sejak awal kongres.
Haedar dikenal dalam keseharian sebagai dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universiti Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ia juga seorang Guru Besar Sosiologi dari kampus tersebut.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Haedar lahir di Bandung, 25 Februari 1958. Masa kecilnya dihabiskan di kampung halamannya. Ia menyelesaikan studinya di Madrasah Ibtidaiyah di Ciparay, Bandung dan melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Cintawana, Tasikmalaya.
Setelah belajar di pesantren, ia kembali ke Bandung untuk melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 10 Bandung.
Haedar kemudian merantau ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu di kampus di kota pelajar tersebut. Ia memperoleh gelar sarjana dari Sekolah Tinggi Pengembangan Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta.
Setelah itu, Haedar melanjutkan studi S2 dan S3 bidang sosiologi di FISIPOL UGM.
Perjalanan pengabdian Haedar di Muhammadiyah dimulai pada tahun 1983. Ia terdaftar sebagai anggota dengan nomor anggota 545549.
Haedar diketahui pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IPM) periode 1983-1986. Beliau juga pernah menjabat sebagai pengurus PP Pemuda Muhammadiyah tahun 1985-1990.
Kiprahnya di Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimulai dengan menjadi Ketua Badan Pendidikan Kader pada tahun 1985-1995. Kemudian menjadi pengurus Angkatan Muda Muhammadiyah periode 1995-2000.
Karirnya terus menanjak. Haedar pernah menjabat sebagai Sekretaris PP Muhammadiyah periode 2000-2005 di bawah kepemimpinan Syafii Ma’arif. Kemudian menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015 di bawah kepemimpinan Din Syamsuddin selama dua periode.
Haedar juga sering menulis beberapa buku yang berkaitan dengan Muhammadiyah. Yang paling terkenal adalah bukunya yang berjudul ‘Gerakan Pembaruan Muhammadiyah’.
Ia juga menulis buku ‘Memahami Ideologi Muhammadiyah’, ‘Syariah Islam’, ‘Muhammadiyah Abad Kedua’ hingga ‘Menghadapi Modernitas Muhammadiyah: Refleksi Abad Perjalanan Muhammadiyah’.
Pada periode pertama kepemimpinannya, Muhammadiyah telah melebarkan sayap ke luar negeri dengan membangun berbagai fasilitas pendidikan. Diantaranya mendirikan taman kanak-kanak di Mesir, taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Melbourne, Australia, serta universitas di Malaysia.
(rzr/tsa)
[Gambas:Video CNN]