Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa negara di Asia Tenggara mengalami penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini berbeda dengan harga BBM di semua SPBU, baik BUMN maupun badan usaha swasta.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai kenaikan harga BBM di Indonesia sebenarnya disebabkan beberapa faktor, bukan hanya harga minyak mentah dunia. Nah, saat ini yang paling mempengaruhi harga BBM di Indonesia adalah melemahnya nilai tukar rupiah.
“Saya melihatnya lebih karena melemahnya nilai tukar rupiah,” kata Komaidi kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/1/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Komaidi menjelaskan, berdasarkan simulasi ReforMiner, ia menemukan pelemahan rupiah sebesar Rp150 setara dengan penurunan harga minyak sebesar US$1. Sedangkan jika harga minyak turun US$2, sedangkan nilai rupiah melemah Rp300, maka tidak akan ada penyesuaian harga BBM. “Efeknya saling meniadakan, yang satu mendorong ke atas dan yang lain menekan ke bawah dengan besaran yang sama,” ujarnya.
Seperti diketahui, beberapa badan usaha BBM dalam negeri, baik swasta maupun BUMN, kompak melakukan penyesuaian harga per 1 Desember 2022. Kenaikan tersebut terjadi di tengah harga minyak mentah dunia yang justru mengalami tren penurunan ke US$. 80 tingkat per barel
PT Pertamina (Persero) misalnya, pada 1 Desember 2022 resmi menaikkan harga tiga jenis BBM tanpa subsidi. Ketiga bahan bakar tersebut antara lain Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Harga Pertamax Turbo yang sebelumnya Rp 14.300 per liter kemudian naik menjadi Rp 15.200 per liter, Dexlite dari Rp 18.000 per liter menjadi Rp 18.300 per liter, dan Perta Dex dari Rp 18.550 per liter menjadi Rp 18.800 per liter .
Hal ini justru berbanding terbalik dengan harga BBM di negara tetangga. Mengutip laman Global Petrol Price, harga rata-rata Bahan Bakar Minyak (BBM) di Malaysia per (28/11/2022) untuk bensin misalnya mencapai US$ 0,455 per liter atau Rp 7.057 per liter (kurs Rp 15.511). ). Sedangkan solar harganya US$ 0,477 per liter atau Rp 7.398 per liter.
Kedua bahan bakar tersebut mengalami penurunan harga jika dibandingkan dengan periode (11/8/2022) yang mencapai US$0,46 per liter untuk bensin. Sedangkan solar mencapai US$ 0,483 per liter.
Berikutnya, bensin di Singapura yang sejauh ini (28/11/2022) mencapai US$ 1.920 per liter atau Rp 29.781 per liter. Sedangkan solar harganya US$ 1.920 per liter atau Rp 29.781 per liter.
Sementara jika dibandingkan selama ini (11/8/2022), harga BBM di Singapura juga mengalami penurunan. Selama periode itu, harga bensin mencapai US$ 2.026 per liter per liter. Sedangkan harga solar US$ 2.019 per liter.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Perbandingan Harga BBM di Asean, Benarkah RI Termurah?
(pgr/pgr)