liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Hubungan Dengan China Ini yang Bikin Jokowi Jengkel

Hubungan Dengan China Ini yang Bikin Jokowi Jengkel

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo menyampaikan kekecewaannya atas ekspor bijih timah mentah ke luar negeri. Padahal nilai tambah komoditas tersebut sangat besar.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan Indonesia merupakan eksportir timah nomor 1 dunia. Sementara itu, China kini menjadi importir timah terbesar di dunia. Artinya, timah yang telah diproduksi RI diekspor ke China secara besar-besaran.

Padahal, jika timah ini diolah lebih lanjut di dalam negeri, nilai tambahnya bisa meningkat hingga 69 kali lipat. Karena itu, dia mendesak percepatan hilirisasi bijih timah di negeri ini.

“Kalau kita buat komponen PCB, nilai tambahnya bisa 69 kali lipat. Kenapa kita tidak buat? Kenapa kita ekspor? Dan negara lain dapat apa,” kata Jokowi di Mandiri Investment Forum di Jakarta, dikutip Sabtu (5/ 2/2023 ).

Ia juga menekankan bahwa Indonesia perlu konsisten dalam melaksanakan program hilirisasi komoditas pertambangan. Bahkan, Jokowi tak gentar jika pihak internasional kembali menggugat atas apa yang terjadi pada nikel.

“Hati-hati kita harus konsisten. Ini terjadi lagi, gugatan lagi, tidak apa-apa. Jangan luntur,” pintanya.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Seperti diketahui, pada Oktober 2022, Indonesia dinyatakan kalah dalam gugatan pertama di Dispute Settlement Body (DSB) World Trade Organization (WTO) terkait larangan ekspor bijih nikel.

Namun, Presiden menegaskan komitmennya untuk tidak mundur. Sebab, kebijakan hilirisasi dalam negeri penting dalam upaya Indonesia menjadi negara maju.

“Saya bilang Pak Menteri jangan tengok kiri kanan. Digugat di WTO, kalah terus, karena ini yang akan mendorong negara berkembang menjadi negara maju, apalagi negara kita,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Jokowi Buka Fokus Perekonomian Indonesia di KTT Asean

(emy/dhf)