Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Dewan Komisioner Dewan Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengimbau industri tidak takut dengan isu resesi tahun depan. Mahendra sadar bahwa tantangan yang akan datang tidak akan mudah.
“Melihat ke belakang dan sekarang, secara realistis saya kira tidak ada alasan untuk tidak optimis. Kita telah melalui masa-masa yang penuh tantangan,” ujar Mahendra dalam peluncuran iBPR-S, Senin (5/12/2022).
Menurutnya, dua tahun terakhir ini lebih berat dan masyarakat Indonesia berhasil mengatasinya sehingga tetap tampil prima hingga akhir tahun 2022.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kami masih berharap bisa tumbuh 5% dan berkontribusi pada ASEAN, menjaga stabilitas ekspektasi dan respon untuk mengurangi situasi sulit yang terjadi secara global,” kata Mahendra.
Sebagai informasi, OJK baru saja merilis aplikasi otomatisasi informasi bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah. Meningkatkan akses masyarakat terhadap produk keuangan dari ACA dan BPRS.
Langkah ini merupakan upaya untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat. Selain itu, untuk memperkuat ketahanan masyarakat termasuk ACA dan BPRS dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
“Ini adalah aplikasi yang akan meningkatkan pemahaman, paparan, dan peluang ACA/BPRS dalam berkomunikasi kepada publik, kepada publik dan sebaliknya, masyarakat semakin mengetahui ACA, karena informasi berbagai produk, layanan, dan kinerja bersifat juga tersedia,” kata Mahendra.
iBPR-S merupakan portal informasi seluruh bank daerah di Indonesia. Masyarakat dapat melihat berbagai produk keuangan, hingga lokasi ACA terdekat.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Penyebab Resesi Hebat di 2023, RI Awas!
(tep/ayh)