Jakarta, CNBC Indonesia – Suhu mendekati nol selama beberapa hari ke depan akan menguji ketahanan jaringan listrik Prancis. Ini terjadi setelah kemungkinan pemadaman listrik di negara itu.
Utilitas Prancis EDF telah melihat output listriknya turun ke level terendah 30 tahun pada awal 2022. Hal ini disebabkan rekor jumlah pemadaman reaktor nuklir dan Prancis berpacu dengan waktu untuk memastikan instalasi listrik dapat berjalan dengan kapasitas penuh selama musim dingin.
“Prancis lebih rentan terhadap krisis energi Eropa,” kata konsultan energi di EnAppSys, Jean-Paul Harreman, dikutip Reuters (6/12/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Hal ini didorong oleh dampak perang di Ukraina, dibandingkan beberapa negara Eropa lainnya karena rendahnya ketersediaan dan permintaan tenaga nuklir di sana yang sangat sensitif terhadap suhu,” tambahnya.
Temperatur November memang mengurangi konsumsi listrik di Prancis. Tetapi suhu terus turun pada bulan Desember ini dan diperkirakan akan tetap mendekati nol minggu ini dan seterusnya.
Pada hari Senin, ketersediaan nuklir yang lebih rendah diimbangi oleh pasokan dari negara tetangga Prancis dan produksi yang lebih tinggi dari pembangkit listrik berbahan bakar gas. Meskipun demikian, aplikasi peringatan EcoWatt RTE, akan memperingatkan tentang permintaan puncak atau risiko pemotongan.
“Ini belum cukup dingin untuk itu, tapi kami melihat Prancis mencapai batas impornya,” kata Harreman.
Analis Refinitiv Nathalie Gerl berkata, dengan perkiraan menunjukkan suhu yang lebih dingin minggu depan. Dia mengatakan, kondisi akan menjadi lebih ketat pada Senin, 12 Desember.
“Konsumsi akan mencapai puncaknya pada 80 GW (dibandingkan dengan 73 GW pada 5 Desember), sedangkan tenaga angin diperkirakan akan berada di bawah normal. Jika ketersediaan nuklir tetap pada 37-38 GW, risiko kesenjangan pasokan akan lebih buruk daripada sekarang. ,” dia berkata. .
Sejauh ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron terus mengimbau warga agar tidak panik atas ancaman pemadaman listrik di musim dingin. Namun, dia tidak menutup mata terhadap opsi penghapusan.
“Adalah legal bagi pemerintah untuk mempersiapkan kasus ekstrim yang berarti memutus aliran listrik selama beberapa jam sehari jika kita tidak memiliki cukup daya,” katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Inflasi Prancis Pecahkan Rekor Lagi, Tertinggi Sejak 1985
(sef/sef)