liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Kisah Penjual Gorengan yang Sukses Bikin Perusahaan Raksasa India

Kisah Penjual Gorengan yang Sukses Bikin Perusahaan Raksasa India

Jakarta

Tidak sedikit kisah sukses pengusaha besar dunia yang berawal dari mimpi yang akhirnya diperjuangkan hingga menjadi kenyataan. Itulah awal perjalanan salah satu konglomerat dunia, Dhirubhai Ambani.

Dia adalah pendiri Reliance Industries Limited, raksasa petrokimia, telekomunikasi, ritel, tekstil, dan energi, yang merupakan eksportir terbesar India dan perusahaan swasta India pertama yang masuk Fortune 500.

Dilansir dari Britannica and Up Rise High, Kamis (17/11/2022), pria bernama lengkap Dhirajlal Hirachand Ambani ini lahir pada 28 Desember 1932 di desa kecil bernama Chorwad (Gujarat). Dia meninggal pada 6 Juli 2002 di Mumbai.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara yang tumbuh dalam keluarga sederhana, dengan ayah seorang guru dan seorang ibu rumah tangga. Terkadang keluarga tidak memiliki cukup uang untuk menutupi kebutuhan pokoknya, sehingga sang ibu rela meminjam uang dari tetangganya.

Karena kondisi keuangannya yang memprihatinkan, ibunya meminta dia dan Ramnikbhai (kakak laki-lakinya) untuk mencari uang tambahan. Kemudian pada usia 15 tahun, Ambani mulai berjualan tepung goreng (bhajia) kepada para peziarah di Puncak Grinar. Dia juga mendirikan warung kentang goreng di pekan raya desa pada akhir pekan untuk membantu keuangan keluarga.

Pada tahun 1949, pada usia 17 tahun, Ambani bermigrasi ke Aden, Yaman. Dia memulai karirnya sebagai juru tulis di A. Besse & Co., yang pada tahun 1950-an merupakan perusahaan perdagangan lintas benua terbesar di timur Suez. Gaji yang didapatnya adalah 300 rupee India.

Kemudian, dia bekerja di departemen komoditas perusahaan dan akhirnya pindah ke departemen penanganan produk minyak bumi untuk “Shell”. Namun, keinginan Dhirubhai untuk memulai bisnisnya sendiri masih membara.

Di Besse, dalam menjalankan tugasnya, Ambani mempelajari jual beli, pemasaran, distribusi, perdagangan komoditas, dan pengelolaan uang.

Pada tahun 1958 Ambani kembali ke India dan menetap di Bombay (sekarang Mumbai). Dia juga memulai bisnis perdagangan rempah-rempah dan mendirikan Reliance Commercial Corporation bersama sepupunya, Champaklal Damani. Investasi awal adalah 15.000 rupee India.

Pada tahun 1965, Ambani dan Champaklal Damani berpisah karena perbedaan ideologi bisnis. Ia juga gigih memperluas bisnisnya ke komoditas lain, dengan strategi menawarkan produk berkualitas tinggi dan memperoleh keuntungan lebih rendah dari para pesaingnya. Bisnis juga berkembang pesat.

Belakangan, Ambani mulai merambah ke sektor tekstil sintetis. Dia pertama kali terjun ke dalam integrasi vertikal dengan membuka pabrik tekstil Reliance pertama pada tahun 1966. Tujuannya adalah untuk menguasai sektor ini dari hulu ke hilir.

Mengejar strategi ini, Ambani secara bertahap mengubah Reliance menjadi raksasa petrokimia. Belakangan ia juga menambahkan produk plastik dan pembangkit listrik ke dalam bisnis perusahaannya.

Pada tahun 1977 Ambani menjadikan Reliance publik, setelah bank-bank India menolak untuk membiayainya. Dalam Penawaran Umum Perdana (IPO), ia menerbitkan 2,8 juta saham, dikreditkan dengan melibatkan investor kecil di pasar saham dan memegang saham ekuitas.

Sebanyak 58.000 investor kelas menengah berinvestasi dalam IPO Reliance, dan perusahaan mengalami oversubscribe sebanyak tujuh kali. Perusahaan ini sekarang dikenal sebagai Reliance Industries Limited.

Terlepas dari masa ketidakpastian ekonomi, peraturan pemerintah yang melumpuhkan, dan korupsi politik, kepercayaan investor terhadap Reliance tetap tak tergoyahkan, sebagian karena dividen murah yang ditawarkan perusahaan, serta karisma dan visi para pendiri.

Belakangan, pada pertengahan 1980-an, Ambani menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada putranya, Mukesh Ambani dan Anil Ambani. Meskipun demikian, dia terus mengawasi perusahaan tersebut sampai sesaat sebelum kematiannya pada tahun 2002.

Simak video “Moorissa Tjokro: Critical Thinking Menjadi Skill Yang Harus Diasah”
[Gambas:Video 20detik]

(zlf/zlf)