Jakarta, CNBC Indonesia – Dana Moneter Internasional (IMF) menegaskan kembali beberapa tantangan ekonomi global yang dapat memperburuk proyeksi pertumbuhan tahun depan.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva mengatakan peluang pertumbuhan global turun di bawah 2% pada 2023 meningkat karena efek pascaperang di Ukraina dan pelambatan simultan di Eropa, China, dan Amerika Serikat (AS).
Georgieva mengatakan pada konferensi Reuters NEXT bahwa dia sangat prihatin dengan perlambatan di China karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah menjadi mesin pertumbuhan global yang kuat.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
IMF akan memperbarui proyeksi ekonominya pada bulan Januari dan gambarannya “baru-baru ini menjadi gelap berdasarkan apa yang telah kita lihat dalam sentimen konsumen, dalam sentimen investor,” katanya.
Sementara itu, pada bulan Oktober IMF memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun 2023 menjadi 2,7%, dibandingkan dengan perkiraan 2,9% pada bulan Juli. IMF juga memperingatkan bahwa situasi bisa menjadi lebih buruk tahun depan.
Saat itu, IMF menempatkan peluang 25% pertumbuhan global turun di bawah 2% tahun depan, fenomena yang baru terjadi lima kali sejak 1970, dan mengatakan ada lebih dari 10% peluang kontraksi PDB global.
“Kami khawatir kemungkinan ini akan sedikit meningkat,” kata Georgieva.
Sementara itu, dalam International Monetary Fund pada ASEAN+3 Economic Cooperation and Financial Stability Forum, Georgieva mengatakan kawasan Asean merupakan titik terang ekonomi global dengan perkiraan pertumbuhan 5% tahun ini dan sedikit moderat tahun depan.
“Outlook masih sangat tidak pasti dan didominasi oleh risiko perang, pengetatan keuangan global, dari perlambatan di China,” ujarnya seperti dikutip dari akun YouTube AMRO-Asia, Jumat (2/12/022).
Dia juga menekankan perlunya meningkatkan kesadaran tentang inflasi yang masih meningkat. Menurutnya, inflasi di Asean diperkirakan rata-rata ‘hanya’ 4% tahun ini, namun tekanan terus meningkat seiring dengan melemahnya mata uang lokal terhadap dolar AS.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Suram, IMF Ungkap 7 Risiko Utama Perekonomian Global
(Luc/Luc)