liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Rusia Tiba-tiba ‘Sentil’ Turki, Ada Apa Putin?

Rusia Tiba-tiba 'Sentil' Turki, Ada Apa Putin?

Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia berharap Turki akan menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan di Suriah. Ini terjadi setelah Ankara terus menyerang militan Kurdi di negara tersebut.

Duta Besar Khusus Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Suriah, Alexander Lavrentyev, mengatakan hal ini diperlukan untuk mengurangi ketegangan yang ada di negara tersebut.

“Kami berharap dapat meyakinkan rekan-rekan Turki kami untuk menahan diri dari penggunaan kekuatan yang berlebihan di wilayah Suriah untuk menghindari ketegangan yang meningkat,” katanya di Astana, dikutip AFP, Selasa (22/11/2022).

Pada Minggu (20/11/2022), Turki melancarkan serangkaian serangan udara yang menargetkan pangkalan militan Kurdi di Suriah Utara dan Irak. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sedikitnya 37 orang tewas dalam serangan itu.

“Rusia selama berbulan-bulan … melakukan segala kemungkinan untuk mencegah operasi darat skala besar,” tambah Lavrentyev.

Sebelumnya, serangan militer ini dilakukan pasca pengeboman yang terjadi di Istanbul beberapa waktu lalu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh pemberontak Kurdi berada di balik insiden tersebut.

“Mereka yang melecehkan kami di wilayah kami akan kami bayar,” ujarnya, Senin (21/11/2022).

Erdogan menambahkan bahwa konsultasi sedang dilakukan “untuk memutuskan tingkat kekuatan yang harus digunakan pasukan darat kita”.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Erdogan Bakal Bertemu Putin di Rusia, Ingin Buat Aliansi Baru?

(miq/miq)