Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar crypto terpantau kembali melemah pada perdagangan Senin (28/11/2022), di mana investor cenderung berhati-hati jelang rilis data ekonomi global dan agenda penting.
Melansir data CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin melemah 2,4% ke posisi harga US$ 16.152,36/shilling atau setara dengan Rp 253.349.767/shilling (asumsi kurs Rp 15.685/US$). Sementara itu, Ethereum turun 3,63% menjadi US$1.167,28/coin atau Rp18.308.787/coin.
Hanya koin digital (token) Dogecoin yang terpantau cerah hari ini, melonjak 5,2% menjadi US$ 0,094/koin (Rp 1.474/koin).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Berikut adalah pergerakan 7 mata uang kripto utama yang tidak stabil hari ini.
Mata uang kripto
Dalam Dolar AS
Dalam rupiah
Perubahan Harian (%)
Perubahan 7 Hari (%)
Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar)Bitcoin (BTC) 16.152.36 253.349.767 -2.04% -0.45% 310.42 Ethereum (ETH) 1.167.28 18.308.787 -3.63 %.937.99.937.47 %.9.937.47.47.47.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99.99%. -4,02% -2,66% 10,40 Poligon (MATIK) 0,8177 12.826 -3,41% 2,49% 7,149%
Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin masih bertahan di sekitar US$16.000 hari ini, meskipun sebagian besar mata uang kripto kembali terkoreksi. Sementara itu, Ethereum juga cenderung bertahan di kisaran US$1.100.
Pasar Crypto telah menguat dan berubah menjadi hijau minggu lalu, dipicu oleh berita bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) akan memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya.
Namun, kenaikan crypto sekali lagi bersifat sementara dan akhirnya terkoreksi lagi, meskipun Bitcoin dan Ethereum masing-masing masih bertahan di kisaran US$ 16.000 dan US$ 1.100.
Kehebohan isu inflasi tinggi, resesi hingga faktor internal ekosistem kripto menjadi pemicu jatuhnya aset digital.
Jika Mei lalu para investor panik dan mengalami kerugian hingga miliaran dolar AS akibat anjloknya harga Terra Luna dan TerraUSD, kini kepanikan melanda pasar crypto setelah FTX, bursa crypto terbesar kedua di dunia, mengajukan kebangkrutan.
Sekadar informasi, FTX adalah bursa kripto dengan perkiraan nilai US$32 miliar yang didirikan oleh seorang pria bernama Sam Bankman-Fried (SBF).
Salah satu pemicu jatuhnya FTX adalah mismanagement alias salah urus.
Mantan bos FTX, SBF ini disebut-sebut telah menyebabkan perusahaannya sendiri bangkrut. Pengadilan kebangkrutan AS memutuskan bahwa raksasa pertukaran crypto itu runtuh setelah ‘dieksekusi sebagai kekuatan pribadi Sam Bankman-Fried’.
Pengacara James Bromley menyebut masalah ini sebagai ‘kaisar tidak berpakaian’. Dia juga menggambarkannya sebagai “salah satu keruntuhan yang paling mendadak dan sulit dalam sejarah perusahaan Amerika”.
Gaya hidup Bankman-Fried juga menjadi topik diskusi dalam persidangan. Pria berusia 30 tahun itu dilaporkan menghabiskan US$300 juta untuk rumah liburan dan real estate untuk staf seniornya.
Sebelumnya, FTX mengajukan kebangkrutan setelah perusahaan tersebut ambruk awal bulan ini. Ada lebih dari 1 juta investor di FTX dan tidak ada cara untuk mendapatkan kembali uang mereka.
Belum diketahui berapa banyak uang yang tertahan di FTX. Namun Bromley mengatakan aset kripto milik beberapa perusahaan telah dicuri oleh peretas.
Kasus demi kasus yang terus terjadi akhirnya membuat Bitcoin sulit menembus setidaknya hingga US$30.000. Apalagi untuk menyentuh all-time high, dibutuhkan sentimen yang sangat kuat untuk mendukungnya.
Tidak seperti tahun lalu ketika Bitcoin dan Ethereum menjadi primadona, kini keduanya telah kehilangan lebih dari 60% nilai pasarnya.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Bitcoin Masih Mager, Tapi Crypto Ini Naik 9%
(chd/chd)