Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia – China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan, negosiasi dengan pihak China masih terus dilakukan, terkait cost overruns atau pembengkakan biaya. Ia mengungkapkan, ada perbedaan perhitungan biaya proyek.
“Dengan China, negosiasi cost overrun belum selesai dengan baik, negosiasi sedang berjalan,” kata Dwiyana di Kompleks Parlemen, Kamis (8/9/2022).
Dwiyana menjelaskan perhitungan cost overrun China lebih kecil dari perhitungan Indonesia. Pasalnya, China masih belum mengakui adanya pajak pembebasan lahan, sinyal GSMR untuk sistem perkeretaapian gratis di China.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kalau pemerintah Indonesia mengajukan pajak pembebasan tanah harus dibayar, GSMR harus dibayar. Kondisinya berbeda dengan China,” ujarnya.
Dia mengkomunikasikan target perhitungan ini selesai bulan ini. Sejalan dengan rencana penerbitan Penyertaan Modal Nasional (PMN) PT Kereta Api Indonesia (Persero) senilai Rp3,2 triliun untuk setoran modal dari konsorsium Indonesia.
“Sekarang di Kemenkeu semua sedang berproses,” kata Dwiyana.
Berdasarkan perhitungan Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP), cost overrun pada proyek KCJB adalah US$ 1,449 miliar atau setara dengan Rp 22,6 triliun (Rp 15.632/US$). Sementara itu, Diwana sebelumnya mengungkapkan kelebihan biaya China sebesar US$ 980 juta atau setara Rp 15,3 triliun.
“BPKP mewakili pemerintah Indonesia, China diwakili NDRC seperti Bappenas China. Dia menunjuk konsultan CICC. Angka perhitungannya sekitar US$ 980 juta. Ada perbedaan karena beda metode review dan beda asumsi,” kata Dwiyana saat ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (9/11/2022).
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Kereta ‘Peluru’ Tercepat Masuk RI, Ini Perkembangan Terbarunya
(hai/hai)