liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Usul Pilgub Dihapus, Pakar Nilai Bak Orba, Kental Kepentingan Parpol

Selain seperti kembali ke masa orde baru, peniadaan Pilgub akan membuat Parpol mudah menempatkan kadernya di posisi tersebut.

Jakarta, CNN Indonesia

Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai usulan tersebut gubernur dipilih langsung oleh Presiden seperti mengembalikan Indonesia ke era Orde Baru (Bola). Ia menilai hal itu murni kepentingan pragmatis partai politik.

“Tentu kita akan mengulang era Orde Baru, dimana Gubernur sebagai Bupati/Bupati Tingkat I merupakan wakil pusat di daerah,” kata Wasis kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (4/2).

Pada masa Orde Baru, kepala daerah dipilih dan direkomendasikan oleh DPRD. Namun, kekuasaan tertinggi untuk menentukan kepala provinsi ada pada Suharto.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Wasis mengatakan usulan itu murni untuk kepentingan politik pragmatis parpol karena ingin mempermudah menempatkan kadernya pada jabatan tersebut.

“Penghapusan pemilihan gubernur dan penunjukan langsung gubernur setingkat menteri oleh presiden memang memiliki kepentingan politik untuk memungkinkan partai politik koalisi mengisi posisi itu,” kata Wasis.

Selain itu, Wasis mengatakan, jabatan gubernur akan setingkat menteri jika gubernur diangkat langsung oleh Presiden. Alhasil, kata Wasis, presiden juga memiliki kekuasaan yang lebih besar karena memiliki wakil di daerah.

“Dari segi politik dan administrasi, gubernur akan lebih besar dari bupati atau walikota,” ujarnya.

Wasis mengatakan pemilihan gubernur secara langsung oleh rakyat sangat ideal. Meski harus diakui, pemilihan kepala daerah menimbulkan biaya tinggi ketika calon kepala daerah mengadakan kampanye.

Ia menduga mahalnya proses pencalonan dan kampanye kepala daerah membuat khawatir partai politik, yang berujung pada dukungan gubernur pilihan presiden.

“Karena biayanya lebih besar dari dana kampanye pemilu. Itu bisa membuat beberapa partai politik protes,” katanya.

Belakangan ini, partai politik ramai-ramai mendukung posisi Gubernur yang dipilih langsung oleh Presiden. Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKB, Daniel Johan mengatakan, pihaknya mengusulkan agar jabatan gubernur diganti oleh gubernur jenderal. Jabatannya setingkat menteri dan dapat dipilih langsung oleh Presiden.

Daniel yakin skema pengangkatan gubernur oleh Presiden akan meringankan beban negara dan rakyat bisa cepat sejahtera.

“Salah satu alternatifnya, cukup dengan langsung menunjuk gubernur jenderal setingkat menteri oleh presiden,” kata Daniel.

Sesuai dengan PKB, Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPP Adiguna Daniel Jerash menilai jabatan gubernur tetap dibutuhkan namun gubernur diangkat oleh Presiden.

Usulan itu diajukan karena posisi gubernur untuk mengoordinasikan kebijakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah di tingkat daerah.

“Posisi Gubernur tidak perlu dicopot, karena dia kepanjangan tangan pemerintah pusat dan mengurus proyek-proyek strategis negara,” kata Adiguna.

(rzr/sur)

[Gambas:Video CNN]