Jakarta, CNNIndonesia —
HIV/AIDS masih merupakan penyakit yang mengancam jiwa. Pada saat yang sama Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember ini penting untuk diketahui siapa saja kelompok yang rentan terhadap HIV.
Mengetahui kelompok rentan akan membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang.
Penyakit bisa dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa kelompok yang lebih rentan terhadap penyakit ini.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Begitu seseorang terpapar HIV, penyakit itu akan menyertainya seumur hidup. Tidak ada obat yang benar-benar ampuh menyembuhkan HIV/AIDS. Yang terbaik adalah menghindari tertular penyakit ini.
Kelompok Rentan HIV
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan HIV selain mencegah penularan. Beberapa kelompok tampaknya perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk menghindari tertular penyakit.
Berikut adalah beberapa kelompok yang rentan terhadap HIV.
1. Gay dan biseksual
Kelompok ini cukup berisiko tertular HIV AIDS. Pria yang berhubungan seks dengan pria mewakili sekitar 2 persen dari populasi Amerika Serikat. Mereka menyumbang 61 persen dari semua infeksi HIV baru pada tahun 2009.
2. Pengguna narkoba suntik
Ilustrasi. Pengguna narkoba suntikan, salah satu kelompok rentan tertular HIV. (Istockphoto/Vasyl Dolmatov)
Pengguna narkoba suntik mewakili 9 persen dari infeksi HIV baru pada tahun 2009. Berbagi jarum suntik adalah yang paling mungkin menularkan virus penyebab HIV.
3. Penderita hemofilia
Banyak orang dengan hemofilia terinfeksi HIV. Mengutip berbagai sumber, pada 1980-an, 90 persen penderita hemofilia parah tertular HIV atau HCV melalui konsumsi produk darah yang terkontaminasi.
Namun, risiko ini dapat meningkat di zaman modern. Pasalnya, pemeriksaan darah sebelum mendonor dapat dilakukan dengan benar dan mencegah penularan.
4. Bayi dan anak-anak
Sebanyak 95 persen kasus HIV/AIDS pada anak didapat saat melahirkan atau hamil dan melahirkan. Lalu, 5 persen sisanya diperoleh melalui transfusi darah, hemofilia, atau risiko lainnya.
Anak yang terinfeksi HIV akan mengalami berbagai masalah perkembangan. Mereka menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam perkembangan penyakit, tanggapan virologi, dan imunologi bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Tanpa terapi obat, anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan, pneumonia. carinii, gagal tumbuh, infeksi bakteri berulang, dan kondisi lain yang terkait dengan HIV.
Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mengetahui status HIV mereka sebelum hamil. Pengobatan antiretroviral (ARV) secara signifikan mengurangi kemungkinan anak terinfeksi.
5. Wanita
Kelompok perempuan lebih berisiko tertular virus ini dibanding kelompok lainnya. Terutama, pada wanita kulit berwarna.
Strain HIV tertentu dapat menginfeksi wanita dengan lebih mudah. Misalnya, jenis HIV di Thailand tampaknya lebih mudah menular ke perempuan melalui kontak seksual.
Perempuan yang terinfeksi HIV berisiko lebih tinggi untuk beberapa masalah ginekologi, termasuk penyakit radang panggul (PID), tuba falopi dan abses ovarium, dan infeksi jamur berulang. Wanita dapat terinfeksi HIV dari pasangan yang menyuntikkan narkoba atau memiliki pasangan seksual lainnya.
Itulah lima kelompok yang rentan terhadap HIV. Orang-orang ini perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk menghindari infeksi.
(tst/asr)
[Gambas:Video CNN]